Selasa, 15 Mei 2012

Kilau di Jiwa




Malam kian larut, namun jemariku ingin terus menari, mengurai kisah indah episode kehidupan. Bertemankan cahaya gemintang di angkasa, aku tertegun sesaat merenungi diri yang semakin jauh dari kilau-Nya.
            Tadi siang Allah memperlihatkan kekuasan-Nya, saat takdir tak mampu dicegah oleh diri-diri yang lemah. Aku tertegun usai shalat di Masjid Rumah Sakit, saat di lorong itu seorang perawat mendorong tempat tidur, di atasnya terbujur kaku seseorang yang ditutupi kain kafan. Langkahku terhenti ketika perawat yang membawa tempat tidur itu melintas tepat di hadapanku, tangis pun pecah dari orang-orang terkasih, “Innalillahi wainnailahi rooji’un…”
            Suasana seperti ini sering aku saksikan. Allahu Akbar, tak ada seorang pun yang tahu kapan ajal kan menghampirinya. Namun, yang jadi pertanyaan, amal apa yang akan kita persembahkan kelak di hadapan-Nya?
            Ya, entah esok atau lusa diri ini akan dipanggil oleh-Nya. Kematian adalah pasti.

            Duhai penggenggam jiwa, aku mohon pada-Mu,, ijinkanlah aku meninggal keadaan khusnul khotimah…
            Amin…

            Robb… Adakah kilau-Mu temani hati yang menyepi?
            Sepeti langit malam yang pekat tanpa cahaya rembulan
            Biarkan aku tetap merindui-Mu dalam sepinya jiwa
            Agar kelak ku bisa merasakan cinta-Mu yang abadi
            Saat mata tlah terpejam, dan ruhku pun kembali pada-Mu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar